![]() |
| Sumber: tjahgarpetan.blogspot.com |
Kamu laki-laki??? Pasti penasaran dengan tulisan ini ,soalnya
bingung ngadepin si doi yang selalu ngasih kode untuk segera dipinang, hee.
Atau kamu perempuan?? Kamu bisa setuju ataupun tidak setuju dengan beberapa
statement dalam tulisan ini. Selama baca tulisan ini syaratnya cuma satu,
sewaktu membaca gak usah pake senyum-senyum kesem-sem :D walau di dalam hati
bilang ‘ihhhhh gue bangett siih’, yang penting berdoa dengan penuh penghayatan
“Ya Allah, semoga gue dapat jodoh yg terbaik dari-Mu”.
Nahh oke! Peringatan: Tulisan ini lebih diperuntukkan untuk umur 18
tahun ke atas, di bawah itu berarti kamu dewasa sebelum waktunya. Tobat,
Dek..tobat :D
***
Menikah. Umumnya yang kita ketahui tentang menikah adalah ikatan
perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan aturan dan ajaran
agama. Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), usia
ideal untuk menikah bagi perempuan adalah 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.
Karena katanya, pada usia itu mereka sudah matang dan mampu berpikir secara
dewasa. Katanya lho ya.. Berarti di atas usia itu udah ‘kematangan’ dan
‘kedewasaan’, hee Kayak saya.
Oke. Judul besarnya adalah kenapa perempuan ingin cepat-cepat
menikah? Mungkin gak semua perempuan atau bahkan hal ini yang dirasakan juga
oleh laki-laki, tapi yang saya ketahui adalah yang paling ingin cepat menikah
itu sebagian besar dari si perempuan. Berdasarkan survey teman-teman perempuan
terdekat dan diri saya sendiri, *Loh??!
Kenapa bisa demikian? Nah, ini deretan jawabannya yang mungkin saja
bisa mewakili beberapa alasan yang perempuan rasakan.
1. Beban Lebih Ringan
“Ya udah kita nikah aja, toh nafkah bisa kita cari bareng-bareng
kan..” atau gini, “Kamu kan udah kerja, mau ngapain lagi sih selain menikah”, dan lain-lain.
Konstruk masyarakat sudah memberikan pemahaman bagi kita bahwa
laki-laki sebagai suami wajib menafkahi istri dan keluarga. Pemahaman ini
bahkan bersumber dari ajaran agama yang dianut. Perempuan yang ingin segera
dinikahi biasanya tidak begitu memikirkan bagaimana cara menafkahi keluarga.
Dalam arti, yg paling wajib kan si suami. Makanya perempuan terkadang lebih mudah menuntut lebih kepada
pasangan untuk dinikahi.
2. Zamannya Mudah Baper
Ini alasan paling best seller akhir-akhir ini. Semakin tinggi
tingkat pengguna media sosial seperti facebook, twitter, path, dan instagram, maka semakin banyak pula
status-status atau tayangan-tayangan berbau baper dihadirkan kepada perempuan. Selain
itu, deretan undangan pernikahan dari teman sejawat pun ikut meneriakkan
kebaperan mereka. Di media sosial contohnya, zaman generasi milenial kini lebih
banyak disuguhkan tayangan-tayangan resepsi pernikahan yang pake instrumen
sholawat atau video pre wedding para artis atau film pendek tentang ta’aruf
atau foto sepasang cincin kawin, gambar kartun laki-laki berjas ditarik-tarik
perempuan ke KUA, bahkan ceramah beberapa dai tentang pernikahan.
Contoh lain
adalah saat mendapatkan undangan pernikahan dari teman. Kayak gini,
“Tuti aja
udah, terus gue kapan???” *nanya sama tembok sambil lihat ke atas :D , atau
“Udah
dapat undangan nikah aja nh, kapan gue ngundangnya ya” *ngarep
“Ya Allah, Tuti
nikah???!!”, *ngomongnya sambil megang dada bagian jantung, atau yg paling aneh
“Ah elah, kok pada nikah sih!?” *tipikal nyalahin takdir hahaha.
Inilah
fase-fase yang begitu rawan baper bagi perempuan dengan usia 21 tahun ke
atas. Sehingga mereka lebih senang meluncurkan kode-kode ingin dipinang
sekalipun tak punya pasangan.
3. Menghindari Maksiat
Maksiat sudah tentu identik dengan pacaran. Pacaran lebih banyak memberikan
pengaruh negatif daripada positif. Ya, you know lah sepasang kekasih yang
memadu kasih mustahil jauh dari yang namanya zina. ‘Tapi kan zinanya Cuma kecil-kecil’
Eits, tetap aja namanya zina, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
Tobat ya tobat, he. Kalian sudah ngapain aja hayo :D. Beberapa perempuan memilih
alasan ini untuk segera menikah. Daripada pacaran yang selalu bawa efek buruk,
mending disahkan dalam ikatan pernikahan. Terlebih, menikah juga salah satu
cara Allah untuk menundukkan pandangan kepada lawan jenis.
4. Sudah Waktunya
![]() |
| Sumber: google.com |
Sudah waktunya menikah. Biasanya hal ini dirasakan perempuan yang
mapan. Matang secara fisik dan pemikiran. Mereka sudah menyelesaikan
pendidikan, mempunyai pekerjaan dan merasa siap lahir dan batin. Apa lagi yang
ditunggu?? Yang ditunggu adalah sang pelamar hehe
5. Usia
Pasti jarang dengar yg kayak gini
“Neng, target nikah umur berapa?”, dan dijawab “Ya mungkin umur 29
atau 30 an lah”. Itu kejadian langka selangka-langkanya yang pernah ditemukan
hee. Karena biasanya target menikah bagi perempuan paling mentok di umur 25
atau 26. Jika sudah menginjak usia tersebut, timbul sedikit keresahan jika tak
kunjung menemukan pasangan. Maka doa kepada Ilahi begitu kuat. Terkadang, di
usia ini perempuan tidak banyak memilih pasangan yang harus begini begitu,
kayak ini kayak itu. Memilih juga sih, tapi gak terlalu neko-neko. Ada yang
ngelamar sudah sangat bersyukur he
6. Desakan Keluarga
Yo... mana suaranya yang sering diteror kapan nikah sama
emaknya?????
Wkwkkwkw
Orang tua yang punya anak gadis usia 25 tahun ke atas biasanya
banyak ikut andil dalam misi mencari pasangan bagi anaknya. Jika anaknya sudah
memiliki calon, maka orang tua akan desak kapan si doi melamar. Jika anaknya
belum memiliki calon sama sekali, maka ortu ikut sibuk mencari pasangan dari
berbagai relasi. Anaknya si A, anaknya si B, anaknya dari saudara si Bapak A
atau saudaranya dari keponakan Ibunya si B. Hadeh. Maju terus pantang mundur.
***
Itulah beberapa alasan kenapa perempuan ingin cepat-cepat
menikah. Saya sadari, dalam tulisan ini
terdapat banyak sekali kurangnya, terutama kurang panjang ceritanya, karena
perempuan biasanya kalau bercerita atau curhat terlalu kepanjangan he :D
Ada saran nih yang ingin disampaikan. Buat yang perempuan,
nikmatilah kebaperan kalian (termasuk gue) saat ini. Tapi jangan terlalu
banyak menuntut. Bisa jadi, ada beberapa alasan dan persiapan bagi pasangan
kalian yang perlu direncanakan secara matang sebelum menikah.. Bagi yang
pacarannya sudah kelewat batas, segeralah menikah, itu lebih baik. Bagi yang
belum punya pasangan dan masih menunggu, bersabarlah. Karena menikah itu sekali seumur hidup, maka
jangan asal pilih dan harus benar-benar menemukan pasangan yang terbaik untuk
menemani kehidupan kalian hingga akhir hayat kelak.
Okeh! Begitu saja. Sangat menerima kritik dan saran.
Ingat, jangan
lupa bahagia J
Ciputat, 20 Agustus 2017


