Blogroll

My Instagram

Minggu, 20 Agustus 2017

Unknown

Kenapa Perempuan Ingin Cepat-Cepat Menikah


Sumber: tjahgarpetan.blogspot.com

Kamu laki-laki??? Pasti penasaran dengan tulisan ini ,soalnya bingung ngadepin si doi yang selalu ngasih kode untuk segera dipinang, hee.

Atau kamu perempuan?? Kamu bisa setuju ataupun tidak setuju dengan beberapa statement dalam tulisan ini. Selama baca tulisan ini syaratnya cuma satu, sewaktu membaca gak usah pake senyum-senyum kesem-sem :D walau di dalam hati bilang ‘ihhhhh gue bangett siih’, yang penting berdoa dengan penuh penghayatan “Ya Allah, semoga gue dapat jodoh yg terbaik dari-Mu”.

Nahh oke! Peringatan: Tulisan ini lebih diperuntukkan untuk umur 18 tahun ke atas, di bawah itu berarti kamu dewasa sebelum waktunya. Tobat, Dek..tobat :D

***
Menikah. Umumnya yang kita ketahui tentang menikah adalah ikatan perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan aturan dan ajaran agama. Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), usia ideal untuk menikah bagi perempuan adalah 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. Karena katanya, pada usia itu mereka sudah matang dan mampu berpikir secara dewasa. Katanya lho ya.. Berarti di atas usia itu udah ‘kematangan’ dan ‘kedewasaan’, hee Kayak saya.

Oke. Judul besarnya adalah kenapa perempuan ingin cepat-cepat menikah? Mungkin gak semua perempuan atau bahkan hal ini yang dirasakan juga oleh laki-laki, tapi yang saya ketahui adalah yang paling ingin cepat menikah itu sebagian besar dari si perempuan. Berdasarkan survey teman-teman perempuan terdekat dan diri saya sendiri, *Loh??!

Kenapa bisa demikian? Nah, ini deretan jawabannya yang mungkin saja bisa mewakili beberapa alasan yang perempuan rasakan.

1.   Beban Lebih Ringan

“Ya udah kita nikah aja, toh nafkah bisa kita cari bareng-bareng kan..” atau gini, “Kamu kan udah kerja, mau ngapain lagi sih selain menikah”,  dan lain-lain.
Konstruk masyarakat sudah memberikan pemahaman bagi kita bahwa laki-laki sebagai suami wajib menafkahi istri dan keluarga. Pemahaman ini bahkan bersumber dari ajaran agama yang dianut. Perempuan yang ingin segera dinikahi biasanya tidak begitu memikirkan bagaimana cara menafkahi keluarga. Dalam arti, yg paling wajib kan si suami. Makanya perempuan  terkadang lebih mudah menuntut lebih kepada pasangan untuk dinikahi.

 2.   Zamannya Mudah Baper

Ini alasan paling best seller akhir-akhir ini. Semakin tinggi tingkat pengguna media sosial seperti facebook, twitter, path, dan  instagram, maka semakin banyak pula status-status atau tayangan-tayangan berbau baper dihadirkan kepada perempuan. Selain itu, deretan undangan pernikahan dari teman sejawat pun ikut meneriakkan kebaperan mereka. Di media sosial contohnya, zaman generasi milenial kini lebih banyak disuguhkan tayangan-tayangan resepsi pernikahan yang pake instrumen sholawat atau video pre wedding para artis atau film pendek tentang ta’aruf atau foto sepasang cincin kawin, gambar kartun laki-laki berjas ditarik-tarik perempuan ke KUA, bahkan ceramah beberapa dai tentang pernikahan. 

Contoh lain adalah saat mendapatkan undangan pernikahan dari teman. Kayak gini, 
“Tuti aja udah, terus gue kapan???” *nanya sama tembok sambil lihat ke atas :D , atau 
“Udah dapat undangan nikah aja nh, kapan gue ngundangnya ya” *ngarep 
“Ya Allah, Tuti nikah???!!”, *ngomongnya sambil megang dada bagian jantung, atau yg paling aneh “Ah elah, kok pada nikah sih!?” *tipikal nyalahin takdir  hahaha. 
Inilah  fase-fase yang begitu rawan baper bagi perempuan dengan usia 21 tahun ke atas. Sehingga mereka lebih senang meluncurkan kode-kode ingin dipinang sekalipun tak punya pasangan.

 3.   Menghindari Maksiat

Maksiat sudah tentu identik dengan pacaran. Pacaran lebih banyak memberikan pengaruh negatif daripada positif. Ya, you know lah sepasang kekasih yang memadu kasih mustahil jauh dari yang namanya zina. ‘Tapi kan zinanya Cuma kecil-kecil’ Eits, tetap aja namanya zina, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Tobat ya tobat, he. Kalian sudah ngapain aja hayo :D. Beberapa perempuan memilih alasan ini untuk segera menikah. Daripada pacaran yang selalu bawa efek buruk, mending disahkan dalam ikatan pernikahan. Terlebih, menikah juga salah satu cara Allah untuk menundukkan pandangan kepada lawan jenis.

4.   Sudah Waktunya

Sumber: google.com
Sudah waktunya menikah. Biasanya hal ini dirasakan perempuan yang mapan. Matang secara fisik dan pemikiran. Mereka sudah menyelesaikan pendidikan, mempunyai pekerjaan dan merasa siap lahir dan batin. Apa lagi yang ditunggu?? Yang ditunggu adalah sang pelamar hehe




5.   Usia

Pasti jarang dengar yg kayak gini
“Neng, target nikah umur berapa?”, dan dijawab “Ya mungkin umur 29 atau 30 an lah”. Itu kejadian langka selangka-langkanya yang pernah ditemukan hee. Karena biasanya target menikah bagi perempuan paling mentok di umur 25 atau 26. Jika sudah menginjak usia tersebut, timbul sedikit keresahan jika tak kunjung menemukan pasangan. Maka doa kepada Ilahi begitu kuat. Terkadang, di usia ini perempuan tidak banyak memilih pasangan yang harus begini begitu, kayak ini kayak itu. Memilih juga sih, tapi gak terlalu neko-neko. Ada yang ngelamar sudah sangat bersyukur he

 6.   Desakan Keluarga

Yo... mana suaranya yang sering diteror kapan nikah sama emaknya?????
Wkwkkwkw
Orang tua yang punya anak gadis usia 25 tahun ke atas biasanya banyak ikut andil dalam misi mencari pasangan bagi anaknya. Jika anaknya sudah memiliki calon, maka orang tua akan desak kapan si doi melamar. Jika anaknya belum memiliki calon sama sekali, maka ortu ikut sibuk mencari pasangan dari berbagai relasi. Anaknya si A, anaknya si B, anaknya dari saudara si Bapak A atau saudaranya dari keponakan Ibunya si B. Hadeh. Maju terus pantang mundur.

***
Itulah beberapa alasan kenapa perempuan ingin cepat-cepat menikah.  Saya sadari, dalam tulisan ini terdapat banyak sekali kurangnya, terutama kurang panjang ceritanya, karena perempuan biasanya kalau bercerita atau curhat terlalu kepanjangan he :D

Ada saran nih yang ingin disampaikan. Buat yang perempuan, nikmatilah kebaperan kalian (termasuk gue) saat ini. Tapi jangan terlalu banyak menuntut. Bisa jadi, ada beberapa alasan dan persiapan bagi pasangan kalian yang perlu direncanakan secara matang sebelum menikah.. Bagi yang pacarannya sudah kelewat batas, segeralah menikah, itu lebih baik. Bagi yang belum punya pasangan dan masih menunggu, bersabarlah.  Karena menikah itu sekali seumur hidup, maka jangan asal pilih dan harus benar-benar menemukan pasangan yang terbaik untuk menemani kehidupan kalian hingga akhir hayat kelak.

Okeh! Begitu saja. Sangat menerima kritik dan saran. 
Ingat, jangan lupa bahagia J

Ciputat, 20 Agustus 2017

Unknown

About Unknown -

Ummi Hasanah yang kerap disapa Ala. Mahasiswi Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kini sibuk skripsi, mengajar dan mencari ilmu di Pusat Studi Pesantren Jakarta. Asli Lampung, darah Sunda Jawa.

Subscribe to this Blog via Email :